Sabtu, 19 Desember 2015

Penemu KACASPION Penemu KACASPION aslinya adalah Prapto asal Kemranjen Banyumas.. Pada tahun 1908, Prapto bersama temannya bernama Yono (asli Kutoario ) sedangmengendarai mobil jaman dulu tanpa kaca spion menuju Solo .. Setiap hendak mendahului kendaraan atau berbelok, Prapto meminta Yono untuk menengokke belakangdan Prapto selalu bertanya sama Yono 'Sepi Yon ?? 'Sepi Yon ? Seiak saat itulah kaca untuk melihat kebelakangpada mobil itu di singkat' SPION .. Coba Kalo nama temennya Ateng.. Jadinya Pasti "SPITENG" ..
IFAT-SIFAT HANTU YANG BOLEH DI CONTOH Tuyul: Masih kecil sudah berdikari, bisa cari uang sendiri. Gak menyusahkan mak bapaknya. Kuntilanak: Susah senang senantiasa tertawa, ini menunjukkan kepribadian kuntilanak ini optimis dan senantiasa berfikiran positif. Pocong: Dari dulu bajunya ga pernah ganti. Artinya dia tidak tertarik pada fashion, sangat bersahaja. Sifat hemat ini baik diamalkan pd zaman yg serba mahal ini. Nyai Roro Kidul: Walau selalu menetap di lautan, tapi pakaiannya selalu lengkap dan sopan, dia gak & g pernah pakai baju renang yg sexy atau menggiurkan, Artinya dia selalu menjaga etika dan kehormatan diri. Jelangkung: Datang tak diundang, pulang tak diantar, artinya dia tak mau menyusahkan orang lain. Kalau masuk rumah hanya menetap dlm lemari saja, tidak duduk di sofa lembut, satu sifat kesederhanaan yg tulus ikhlas. Genderuwo: Ini adalah makhluk halus yang paling istimewa, walau mukanya tak karuan dan paling menakutkan tapi sifatnya sangat penyabar. Buktinya dia baca tulisan ini sampai habis.... ƗƗɑƗƗɑƗƗɑƗƗɑƗƗɑƗƗɑƗƗɑ..................
Di zaman Imam Abu Hanifah rahimahullah terdapat sekelompok kaum Sumaniyah yang atheis. Mereka mengingkari keberadaan Allah dan menyatakan alam tercipta secara kebetulan. Langit, bumi, gunung dan lautan menurut mereka juga ada secara kebetulan. Suatu hari mereka berdebat dengan Abu Hanifah soal keyakinan ini. Karena perdebatan berlangsung lama dan tak kunjung selesai, Abu Hanifah minta debat ditunda beberapa hari. Mereka pun menentukan hari dan waktu debat berikutnya. Tiba jam yang disepakati, Abu Hanifah belum tiba di lokasi. “Mana Abu Hanifah? Ia terlambat, tak menepati janji?” kata orang-orang Sumaniyah kepada kaum muslimin yang hendak menyaksikan perdebatan itu. “Mengapa kamu terlambat? Kemarin kamu mengatakan Allah itu ada dan memperhitungkan semua amalmu, mana bukti semua kata-katamu?” seorang tokoh Sumaniyah segera mencerca dengan serentetan pertanyaan begitu Abu Hanifah datang. “Wahai semuanya,” jawab Abu Hanifah yang ternyata sengaja datang terlambat, “Jangan terburu-buru menilaiku. Saat aku hendak menyeberangi sungai, aku tidak mendapatkan perahu. Tak ada satu pun perahu di sana.” “Lalu bagaimana kau bisa kemari?” “Ada sesuatu yang aneh terjadi” “Aneh? Apa itu?” “Aku berdiri di tepi sungai. Menoleh ke kanan dan ke kiri mencari-cari barangkali ada perahu, sambil berharap semoga Allah memudahkanku datang kemari. Tiba-tiba, secara kebetulan ada angin berhembus kencang. Lalu ada petir besar menyambar. Jika ia menyambar rumah, mungkin rumah itu akan roboh. Tapi secara kebetulan petir itu menyambar sebuah pohon besar, lalu pohon tersebut terbelah menjadi dua. Secara kebetulan, robohnya ke sungai. Lalu secara kebetulan datanglah potongan besi dan ada dahan yang masuk ke sana membentuk kapak. Secara kebetulan kapak itu bergerak-gerak menghantam potongan pohon tersebut dan jadilah sebuah perahu. Tak berhenti di situ, ada dua ranting yang jatuh ke sungai dan menempel di sisi kanan dan sisi perahu, setelah itu perahu tersebut mendekat padaku dan aku naik. Begitu aku di atasnya, perahu itu mendayung sendiri dengan cepat hingga aku bisa tiba di sini. Nah, begitu ceritanya. Sekarang, mari kita lanjutkan diskusi kita, apakah alam semesta ini tercipta secara kebetulan atau tidak?” “Tunggu sebentar! Kau ini waras atau tidak?” tanya mereka yang masih terheran-heran dengan cerita Abu Hanifah. “Waras” “Tapi ceritamu itu tidak masuk akal. Bagaimana mungkin sebuah perahu bisa tercipta dari petir yang menyambar secara kebetulan lalu terpotong secara kebetulan dari pohon dan ranting jatuh menempel di sisi kanan dan kiri perahu. Tidak mungkin. Untuk membuat perahu dibutuhkan orang yang mengerjakannya, memotong kayunya, memasang tali, membuat sampan dan seterusnya.” “Subhanallah,” jawab Abu Hanifah, “Kalian mengatakan bahwa langit, bumi, gunung, laut, manusia, hewan, matahari, bulan dan bintang semuanya secara kebetulan; tapi mengapa kalian tak percaya bahwa ada satu perahu yang tercipta secara kebetulan?” jawaban itu membuat orang-orang atheis Sumaniyah terbungkam. Mereka tak berkutik. [Bersamadakwah]

Kamis, 17 Desember 2015

peresmian wc

Peresmian wc umum oleh camat Desa Sukamaju mendapatkan bantuan pemerintah bidang fasilitas sosial. Oleh warga dibangunlah WC umum yg memang sangat dibutuhkan. Setelah selesai dibangun tiba saatnya diresmikan oleh bapak Camat. MC pun berkata: "Para hadirin sekalian, hari ini WC umum akan diresmikan, silahkan kepada Bapak Camat untuk MENCOBA PERTAMA KALI DISAKSIKAN WARGA, waktu dan tempat dipersilahkan.." Pak Camat: "????"